Jayapura (26/03/2014) - Saluran
irigasi yang tidak terurus disebabkan dari tingginya sendimen lumpur
pada saluran irigasi Skunder sehingga air yang bersumber dari Sungai
Tami tidak dapat mengaliri lahan pertanian milik petani. Hal ini
diungkapkan oleh ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Koya Barat,
Tedjo, selain itu ia juga mengatakan akibat dari permasalah itu
berdampak pada meruginya petani beras Koya, kami mengalami keterlambatan
tanam sejak bulan Januari sampai akhir bulan Maret 2014.
Pihak
Gapoktan telah melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dalam hal
ini Balai Wilayah Sungai
Provinsi Papua, jawaban pihak balai bahwa terjadi keterlambatan
pekerjaan akibat adanya
sanggahan dari pihak yang kalah dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Gapoktan Koya Barat sangat menyayangkan hal ini dimana tidak seharusnya
petani menanggung
permasalahan tersebut karena dapat merugikan petani akibat tidak
tertanamnya
padi seluas 500 Ha dan mundurnya pelaksanaan kegiatan SLPTT padi dan
pengembang
SRI yang apabila dilaksanakan mundur di musim tanam II yaitu dibulan
September
maka akan dipanen di Tahun 2015 pada akhir target tidak akan tercapai
dan petani
tahun 2014 ini hanya akan memanen 1 (satu) kali panen dalam setahun.
Kondisi ini
sangat merugikan petani karena kejadian tersebut terjadi setiap musim
tanam dan
dikhawatirkan akan mempengaruhi kepercayaan petani untuk menanam padi.
Kami sebagai masyarakat petani hanya masyarakat biasa yang berjuang untuk hidup melalui aktifitas kami sebagai petani, untuk itu kami harapkan agar pihak - pihak yang berkepentingan terkait proyek pengerukan saluran irigasi dapat bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi pemasalahan ini, katanya. (Rtr).
No comments:
Post a Comment